Buluh (ikan)
Buluh
| |
---|---|
Dussumieria elopsoides | |
Status konservasi | |
Risiko rendah | |
IUCN | 18124738 |
Taksonomi | |
Galat Lua: callParserFunction: function "Template" was not found. | |
Spesies | Dussumieria elopsoides Bleeker, 1849 |
Ikan buluh ( Dussumieria elopsoides ) adalah ikan air asin kecil subtropis di Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan yang pertama kali dideskripsikan oleh Bleeker pada tahun 1849. Dussumieria hasselti dan Dussumieria productissima adalah sinonim untuk ikan yang sama. Ini adalah ikan haring bulat dari keluarga Clupeidae .
Morfologi
[sunting | sunting sumber]- Ukuran: 8 cm. sampai 18 cm.
- Warna: keperakan di bagian samping menjadi gelap hingga abu-abu kebiruan di bagian belakang, dan cerah hingga hampir putih di bagian bawah.
- Bentuk: Ikan buluh memiliki tubuh memanjang, perut bulat, dan hidung mancung. Sirip punggung tunggal (belakang) sedikit di belakang titik tengah. Sirip ekornya bercabang kuat. Sisiknya sangat halus dan mudah terlepas. Seperti ikan sarden lainnya, ikan ini tidak memiliki gurat sisi, dan tidak memiliki sisik di kepala.
Ikan buluh pada dasarnya dibedakan dari sarden pelangi, karena sarden pelangi ramping tidak memiliki striae kecil yang memancar di bagian belakang sisiknya. Ada beberapa indikasi bahwa sarden pelangi yang ramping cenderung memiliki lebih banyak tulang daripada sarden pelangi.[1]
Ekonomi
[sunting | sunting sumber]Seperti ikan sarden lainnya, ikan buluh ditangkap sebagai ikan umpan dan untuk konsumsi manusia. Seringkali para nelayan menangkapnya di pantai dengan pukat cincin (jaring melingkar) dan kemudian melepaskannya ke perairan yang lebih dalam untuk menarik ikan yang lebih besar.
Beberapa ikan sarden dibuat menjadi tepung ikan yang kemudian digunakan sebagai pakan ternak atau suplemen tanaman. Minyak juga diekstraksi untuk berbagai kegunaan mulai dari pernis hingga minyak goreng.